Benchmarking : Pengertian, Cara, Metode, Proses, Jenis, Hambatan, dan Software Untuk Benchmarking
Benchmarking adalah
suatu proses mengidentifikasikan “praktek terbaik” terhadap dua produk dan
proses produksinya hingga produk tersebut dikirimkan. Benchmarking memberikan
wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya
baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang serupa maupun dengan
Industri yang berbeda. Benchmarking dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Tolok Ukur atau Patokan.
Tujuan utama dari
Benchmarking adalah untuk memahami dan mengevaluasi proses ataupun produk saat
ini sehingga menemukan cara atau “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan
proses maupun kualitas produk. Benchmarking dapat dilakukan untuk proses
produksi, produk, jasa maupun sistem dalam suatu organisasi.
4 Cara yang Digunakan Dalam Melakukan Benchmarking
1. Riset in-house.
Melakukan penilaian terhadap informasi
dalam perusahaan sendiri maupun informasi yang ada di publik.
2. Riset Pihak Ketiga.
Membiayai kegiatan benchmarking yang akan
dilakukan oleh perusahaan surveyor .
3. Pertukaran Lamgsung
Pertukaran
informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner, survei melalui telepon, dll.
4. Kunjungan Langsung.
Melakukan kunjungan ke lokasi mitra
benchmarking (cara ini dianggap yang paling efektif ).
Jenis-jenis Metode Benchmark
Metode peningkatan kinerja yang dilakukan melalui Benchmark pada umumnya meliputi pengukuran dan perbandingan kinerja terhadap :
1. Bagaimana melakukan perbandingannya
2. Pihak mana yang lebih baik
3. Mengapa pihak lain lebih baik
4. Tindakan apa yang perlu ditingkatkan
2. Pihak mana yang lebih baik
3. Mengapa pihak lain lebih baik
4. Tindakan apa yang perlu ditingkatkan
Proses Benchmarking
1. Menentukan Apa yang Akan Di-benchmark
Hampir segala hal dapat di-benchmark: suatu proses lama yang
memerlukan perbaikan; suatu permasalahan yang memerlukan solusi; suatu
perancangan proses baru; suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini
belum berhasil. Perlu dibentuk suatu Tim Peningkatan Mutu yang akan menyelidiki
proses dan permasalahannya. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi
target, batas-batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan
(input) serta keluarannya (output).
2. Menentukan Apa yang Akan Diukur
Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya
harus yang paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan
peningkatan mutu. Tim yang bertugas me-review elemen-elemen dalam proses dalam
suatu bagan alir dan melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi
fokus. Contoh-contoh ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu
penyelesaian untuk setiap elemen kerja, waktu untuk setiap titik pengambilan
keputusan, variasi-variasi waktu, jumlah aliran balik atau pengulangan, dan
kemungkinankemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemennya. Jika memang
ada pihak lain (internal dan eksternal) yang berkepentingan terhadap proses ini
maka tuntutan atau kebutuhan (requirements) mereka harus dimasukkan atau diakomodasikan
dalam tahap ini.
Tim yang bertugas dapat pula melakukan wawancara dengan pihak yang
berkepentingan terhadap proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai
pelanggan) tentang tuntutan dan kebutuhan mereka dan menghubungkan atau
mengkaitkan tuntutan tersebut kepada ukuran dan standar kinerja proses. Tim
kemudian menentukan ukuran-ukuran atau standar yang paling kritis yang akan
secara signifikan meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih informasi
seperti apa yang diperlukan dalam proses benchmarking ini dari organisasi lain
yang menjadi tujuan benchmarking.
3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark
Tim Peningkatan Mutu kemudian menentukan organisasi yang akan
menjadi tujuan benchmarking ini. Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih
organisasi lain tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan
terbaik dalam kategori ini.
4. Pengumpulan Data/Kunjungan
Tim Peningkatan Mutu mengumpulkan data tentang ukuran dan yang
telah dipilih terhadap organisasi yang akan di-benchmark. Pencarian informasi
ini dapat dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil-hasil studi,
survei pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Barangkali juga
ada lembaga yang menyediakan bank data tentang benchmarking untuk beberapa
aspek dan kategori tertentu. Tim dapat juga merancang dan mengirimkan kuesioner
kepada lembaga yang akan di-benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara
mendapatkan data dan informasi atau sebagai pendahuluan sebelum nantinya
dilakukan kunjungan langsung.
Pada saat kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking
mengamati proses yang menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data
internal yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih
baik jika ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga informasi
yang didapat akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa
organisasi atau lembaga yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk
mendapatkan informasi yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu
adanya keinginan timbal balik untuk saling mem-benchmark.
Para pelaku benchmarking telah dapat menyimpulkan bahwa kunjungan
langsung kepada organisasi dengan praktik terbaik dapat menghasilkan pandangan
dan pemahaman yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan cara-cara pengumpulan
data yang manapun. Kunjungan ini memungkinkan kita untuk secara langsung
berhubungan dengan “pemilik proses” yaitu orang-orang yang benar-benar
menjalankan atau mengelola proses tersebut.
5. Analisis Data
Tim Peningkatan Mutu kemudian membandingkan data yang diperoleh
dari proses yang di-benchmark dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk
menentukan adanya kesenjangan (gap) di antara mereka. Tentu juga perlu
membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi,
dan sikap. Tim mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan (perbedaan) dan
apa saja yang dapat dipelajari dari situasi ini. Satu hal yang sangat penting
adalah menghindari sikap penolakan; jika memang ada perbedaan yang nyata maka
kenyataan itu harus dapat diterima dan kemudian disadari bahwa harus ada
hal-hal yang diperbaiki.
6. Merumuskan Tujuan dan Rencana Tindakan
Tim Peningkatan Mutu menentukan target perbaikan terhadap proses.
Target-target ini harus dapat dicapai dan realistis dalam pengertian waktu,
sumber daya, dan kemampuan yang ada saat ini; juga sebaiknya terukur, spesifik,
dan didukung oleh manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses tersebut.
Kemudian tim dapat diperluas dengan melibatkan multidisiplin yang akan
memecahkan persoalan dan mengembangkan suatu rencana untuk memantapkan tindakan
spesifik yang akan diambil, tahapan-tahapan waktunya, dan siapa-siapa yang
harus bertanggung jawab.
Hasil ini akan diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu
(executive) untuk kemudian memantau kemajuan dan mengidentifikasi
persoalan-persoalan yang timbul. Ukuran dan standar dievaluasi secara bertahap,
barangkali diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap rencana untuk dapat
mengatasi halangan dan persoalan yang muncul. Juga para pelaksana memerlukan
umpan balik dari mereka yang berkepentingan terhadap proses dan hasilnya
(stakeholders).
Kesenjangan standar mungkin saja tidak dapat dihilangkan karena
target organisasi terus saja berkembang dan memperbaiki diri. Yang lebih
penting dari semata-mata mengejar kesenjangan adalah menjadikan benchmarking
sebagai suatu kebiasaan, yang akan mendorong untuk terus memperbaiki diri. Jika
perlu bahkan dapat dibuat atau dibentuk suatu departemen atau divisi tersendiri
yang bertanggung jawab melaksanakan benchmarking secara terus menerus
(berkelanjutan).
Proses benchmarking ini mempunyai banyak keuntungan. Benchmarking
mendorong terciptanya suatu budaya perbaikan terus menerus, menghargai orang
lain dan prestasinya dan membangun indera dan intuisi akan pentingnya perbaikan
yang dijalankan terus menerus tersebut. Jika suatu jaringan dan kemitraan dalam
benchmarking telah terbentuk maka berbagai praktik baik dan terbaik dapat
saling dibagi di antara mereka.
Jenis Benchmarking
Ada 7 macam benchmarking yang penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1.Internal Benchmarking
Memberikan
pembandingan antara operasi atau proses yang sejenis dalam korporasi.
2. Competitive Benchmarking
Memberikan
pembandingan antar pesaing untuk produk atau layanan tertentu (spesifik)
3. Functional Benchmarking
Memberikan
pembandingan untuk fungsi sejenis dengan industri yang sama.
4. Generic Benchmarking
Memberikan
pembandingan proses-proses yang independen pada industri atau fungsi
secara keseluruhan.
5. Process Benchmarking
Memfokuskan pada
proses kerja atau sistem operasi tertentu (misal pembayaran, rekruitmen,
komplain pelanggan, pengadaan) untuk menghasilkan hasil pada bottom line
results, seperti peningkatan produktivitas, mengurangi waktu siklus produk,
pengurangan biaya, peningkatan penjualan, mengurangi laju kesalahan produksi,
dan peningkatan keuntungan.
6. Performance Benchmarking
Memfokuskan pada
pembandingan produk atau layanan seperti pada harga, kualitas teknis, fitur
produk, kecepatan layanan, dan keandalan. Beberapa alat manajemen untuk
melakukan ini adalah reverse engineering, pembandingan langsung produk dan
layanan, ataupun analisis startistik pada sistem operasi.
7. Strategic Benchmarking
Digunakan untuk
menguji bagaimana korporasi dapat bersaing dan fokus pada indutri tertentu.
Sasaran kuncinya adalah mengidentifikasi strategi yang unggul untuk menjadi
korporasi yang berhasil.
Hambatan – Hambatan Terhadap Kesuksesan
Benchmarking
1. Fokus Internal.
Organisasi terlalu
berfokus internal dan megabaikan kenyatan bahwa proses yang terbaik dalam
kelasnya dapat menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi
organisasi menjadi sempit.
2. Tujuan Benchmarking
Terlalu Luas.
Benchmarking membutuhkan tujuan yang lebih spesifik dan berorientasi pada bagaimana (proses), bukan pada apa (hasil).
3. Skedul Yang Tidak Realistis.
Benchmarking membutuhkan kesabaran, karena merupakan proses keterlibatan yang membutuhkan waktu. Sedangkan skedul yang terlampau lama juga tidak baik, karena mungkin ada yang salah dalam pelaksanaannnya.
4. Komposisi Tim Yang Kirang Tepat.
Perlu pelibatan terhadap orang-orang yang berhubungan dan menjalankan proses organisasi sehari-hari dalam pelaksanaan benchmarking.
5. Bersedia Menerima “OK-in-Class”
Seringkali organisasi bersedia memilih mitra yang bukan terbaik dalam kelasnya.
Hal ini dikarenakan :
Yang terbaik di
kelasnya tidak berminat untuk berpartisipasi. Riset mengidentifikasi mitra yang
keliru. Perusahaan benchmarking malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya
dekat.
1. Penekanan Yang Tidak
Tepat.
Tim terlalu memaksakan aspek pengumpulan
dan jumlah data. Padahal aspek yang paling penting adalah poses itu sendiri.
2. Kekurangpekaan Terhadap
Mitra.
Mitra Benchmarking memberikan akses untuk
mengamati prosesnya dan juga menyediakan waktu dan personilnya kuncinya untuk
membantu proses benchmaking kepada organisasi sehingga mereka harus dihormati
dan dihargai.
3. Dukungan Manajemen
Puncak Yang Terbatas.
Dukungan total dari manajemen puncak
dibutuhkan untuk memulai benchmarking, membantu tahap persiapan dan menjamin
tercapainya manfaat yang dijanjikan.
Software PC Untuk Benchmarking
Geekbench
Ketika
Anda membeli komputer atau ketika ingin memastikan bahwa segala komponen
komputer Anda bekerja dalam kondisi yang baik, Anda biasanya menggunakan
program untuk membandingkannya. Geekbench adalah aplikasi pembanding multiplatform yang
bermanfaat untuk melakukan tes kinerja pada memori dan prosesor.
Salah satu fitur luar biasa yang ditawarkan oleh program ini adalah fitur yang memungkinkan Anda melakukan segala tes dengan hanya satu kali klik. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh laporan berisi segala detil komputer Anda.
Selain itu, Geekbench memungkinkan Anda untuk berbagi hasil tes dengan pengguna lain untuk membandingkan hasilnya dan tahu persis apakah komputer Anda berfungsi dengan benar.
Salah satu fitur luar biasa yang ditawarkan oleh program ini adalah fitur yang memungkinkan Anda melakukan segala tes dengan hanya satu kali klik. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh laporan berisi segala detil komputer Anda.
Selain itu, Geekbench memungkinkan Anda untuk berbagi hasil tes dengan pengguna lain untuk membandingkan hasilnya dan tahu persis apakah komputer Anda berfungsi dengan benar.
Sumber :
Maaf izin bertanya, siapakah nama penulisnya? karena akan saya jadikan sumber untuk penelitian saya
BalasHapusMaaf saya baru membalas pesan anda, sudah jarang update blog lagi dikarenakan sedang penyusunan tugas akhir. saya menyusun berdasarkan sumber pustaka yang ada. terima kasih
Hapusdi judul ada metode, tapi diisinya tidak ada metodenya.
BalasHapusmaaf sepertinya yang saya tulis itu maksudnya jenis metode benchmark. terima kasih
Hapusyuhuu...bermanfaat sekali
BalasHapussolder uap
terima kasih banyak
Hapus